Kasus Perundungan Mengarah Ke Radikalisme Saat Ini, Kasus ironis penghinaan yang terjadi dalam suatu sekolah dasar di Indragiri Hilir, Riau, sampai mengakibatkan korban jiwa, tidak cuma menjadi sirene untuk dunia pendidikan, tapi juga untuk masa datang berkebangsaan kita.
Komisi Pelindungan Anak Indonesia (KPAI) dengan tegas mengatakan keutamaan mendeteksi dini dan tanggapan cepat atas sikap bullying yang berulang-ulang. Tetapi, masalah ini bukanlah stop di cakupan sekolah atau keluarga semata-mata.
Penghinaan, jika didiamkan dan tidak diatasi sejak awal kali, buka sela untuk masuknya paham-paham berlebihan. Anak sebagai korban, apalagi dalam periode panjang, rawan alami cedera psikologis yang dalam, kehilangan kepercayaan pada peradaban sosial, dan pada beberapa kasus, cari “justifikasi” atau “pemuasan” lewat beberapa kelompok yang tawarkan jati diri alternative, termasuk yang berideologi radikal.
Kebalikannya, aktor bullying yang tidak dituntun atau dikasih pengetahuan beberapa nilai empati dan toleran, mempunyai potensi tumbuh dengan watak yang keras, tidak sensitif pada kesengsaraan seseorang, dan gampang terkena tuntunan kekerasan sebagai langkah menuntaskan permasalahan. Berikut benih radikalisme yang kerap kali tidak kelihatan sejak awal.
Radikalisme tidak lahir secara mendadak. Dia bertunas dalam tanah yang rengat oleh cedera sosial, seperti penghinaan yang tidak teratasi.
Karena itu, mendeteksi dini pada sikap bullying ialah cara protektif yang tidak cuma selamatkan satu nyawa, tapi juga selamatkan angkatan dari lingkaran kekerasan yang bertambah luas.
Kita perlu kolaborasi di antara sekolah, keluarga, dan negara untuk membuat mekanisme pelindungan yang tidak cuma memberi respon saat musibah terjadi, tetapi juga sanggup membaca pertanda awalnya.
Membuat ruangan aman untuk beberapa anak ialah cara vital dalam menghambat radikalisme dari akarnya.
Waktunya jadikan mendeteksi dini bukan sekedar slogan, tetapi tembok pertama untuk menjaga masa datang bangsa dari api radikalisme yang dapat tumbuh dari beberapa luka kecil yang didiamkan membusuk.